Mahakarya Suku Dayak Indonesia-Malaysia

Biayanya Ngutang, Dikerjakan 21 Hari oleh 120 Pengrajin
Pecahkan Rekor Muri dengan Menampilkan Manik Terpanjang

KALTIM bakal menorehkan satu nama di buku Museum Rekor Indonesia (Muri). Taplak meja dari bahan dasar manik sepanjang 100 meter ditampilkan pada pembukaan Festival Kemilau Budaya Benua Etam. Bagaimana persiapannya?

PARGELARAN Festival Kemilau Budaya Benua Etam IV yang digelar di Stadion Madya Sempaja, Kamis (5/10) hasil garapan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Pemprov Kaltim tahun ini diprediksi lebih semarak. Tidak hanya karena acaranya digelar selama 4 hari, tapi saat pembukaan juga akan dilakukan pemecahan rekor MURI, dengan menampilakan taplak meja berbahan kerajinan manik. Pemecahan rekor ini karena ukuran taplak meja tersebut lain dari bisanya. Panjangnya mencapai 100 meter dan lebar 50 cm bertuliskan 'Visit East Kalimantan 2009'.

Seperti yang sudah kita bayangkan, untuk membuat manik sepanjang 100 meter ini memang membutuhkan tenaga dan waktu yang banyak. Manik dibuat oleh kumpulan pengrajin yang bernaung dalam Forum UKM Indonesia (Fukmi). Meski lembaga ini baru terbentuk Maret lalu, sejumlah kegiatan pembinaan UKM khususnya yang bergerak di bidang pengrajin manik sudah melakukan berbagai programnya. Salah satunya pembuatan manik terpanjang ini.

Ketua Fukmi Samarinda Tiah Purwanti yang ditemui di sela-sela kegiatannya mengatakan, pembuatan manik ini dikerjakan 120 orang. Menariknya, para pekerja tersebut berprofesi sebagai Ibu Rumah Tangga (IRT).

"Selain itu, untuk merangkai taplak meja manik ini dibutuhkan waktu kurang lebih 21 hari. Mengapa pekerjanya IRT, karena memang sebagai upaya kami untuk memberdayakan ekonomi rumah tangga. Apalagi, sebagian besar anggota Fukmi ini memang berprofesi sebagai UKM," terang Purwanti.

untuk mempermudah pembuatannya, masing-masing pengrajin mengerjakan sendiri bahan yang mereka miliki. Setelah itu, masing-masing karya manik yang telah dibuat dirangkai menjadi satu, hingga panjangnya mencapai 100 meter. "Sebenarnya kita bisa saja membuat yang lebih panjang lagi. Tapi angka seratus meter sudah cukup untuk memecahkan rekor MURI," sambungnya.

Ia memprediksi, biaya yang dibutuhkan untuk membentuk taplak meja manik ini sekitar Rp168 juta. Dana itu, sudah menyangkut biaya opersional dan bahan baku. Tapi menariknya, dana itu terpaksa ia tanggung sendiri. Sementara bantuan dari pihak lain memang ada, meski tidak banyak tapi diakuinya tetap membantu. Beberapa instansi yang telah membantu di antaranya, Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Daerah (BKPMD) Ir Nusyirwan Ismail sebesar Rp5 juta, dan beberapa perusahaan yang beroperasi di Samarinda.

Meski demikian, ia tak mempermasalahkan kurangnya asupan dana tersebut. Sebab, menurut Purwanti, pembuatan manik ini sebagai upaya memancing respon pemerintah terhadap keberadaan UKM di Samarinda. Selain itu, katanya, motif manik yang dibuat ini mereka upayakan agar dipatenkan sebagai salah satu bentuk kekayaan hak intelektual milik Kaltim, yang diakui oleh Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia (DepkumHAM).

"Pemecahan rekor MURI bukan satu-satunya tujuan kami. Tapi bagaimana pemerintah bisa membuka mata dan mau memperhatikan UKM. Lagi pula ini salah satu kebudayaan Kaltim yang harus dipatenkan," paparnya.

Sesuai rencana, rekor MURI ini akan diserahkan oleh Pimpinan MURI Jaya Suparna. "Kami berharap beliau (Jaya Suparna Red) nantinya hadir. Tapi belakangan ada informasi kalau pak Jaya sedang sakit dan dirawat di ICU," pungkasnya.

Sumber Berita "skyscrapercity"